WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Selasa, 02 Oktober 2012

Listrik Tahun 2013, Susut Jaringan (Losses) 8,5%


JAKARTA - Susut merupakan kerugian energi akibat masalah teknis dan non teknis. Masalah teknis umumnya disebabkan oleh kualitas daya hantar listrik, semakin bagus kualitas daya hantar listrik semakin rendah susut yang terjadi. Sedangkan susut non teknis umumnya di akibatkan oleh rusaknya instalasi di jaringan maupun dalam rumah yang tidak standar (akibat pencurian) maupun menggunakan peralatan yang tidak sesuai. Penyusutan Jaringan (Losses) merupakan salah satu penyebab kerugian yang dialami PLN. Pemerintah akan terus berupaya menurunkan losses PLN, tahun 2013 mendatang loses secara nasional ditargetkan hanya 8,5%.

“Pemerintah mentargetkan pada tahun 2013 mendatang untuk menurunkan susut jaringan (losses) hingga secara nasional rata-rata 8,5%, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah oleh PLN untuk mencapai target tersebut diantaranya memperbaiki jaringan dan peralatan di Gardu Induk,”ujar Direktur Jenderal Ketenaglistrikan Kementerian ESDM, Jarman, disela-sela persiapan apel HUT Pertambangan dan Energi Ke-67, Jumat (28/9/2012).

Guna menekan susut sebesar rata-rata nasional 8,5% tersebut menurut Jarman PLN perlu melakukan langkah-langkah perbaikan jaringan dan pengawasan pencurian listrik. “Losses didistribusi terbagi menjadi dua, pertama loses teknis dan kedua non teknis. di transmisi umumnya semuanya sudah loses teknis dengan besaran sekitar 2,1 - 2,2%. sisanya adalah loses di distribusi yang antara lain disebabkan oleh jaringan dan perlengkapan yang sudah tua dan pencurian. jadi yang harus dilakukan PLN untuk menurunkan loses adalah memperbaiki jaringan yang ada dan menekan loses non teknis akibat pencurian listrik,” imbuh Jarman.

“Jika loses semakin rendah tentunya akan menurunkan BPP, karena perhitungan BPP adalah besar kwh yang terjual dibagi jumlah konsumen,” lanjut Jarman. (SF)

ICP September 2012 Sebesar US$ 111,02 per Barel


JAKARTA - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, mencapai US$ 111,02 per barel, turun sebesar US$ 0,70 per barel dari US$ 111,72 per barel pada bulan Agustus 2012.

Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 112,76 per barel, turun sebesar US$ 2,46 per barel dari US$ 115,22 per barel pada Agustus 2012.

Harga minyak mentah Indonesia pada bulan September 2012 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,  akibat turunnya permintaan minyak mentah direct burning dari Jepang yang disebabkan antara lain oleh reaktivasi dua reaktor nuklir dan masih tingginya stok minyak mentah direct burning.

Sementara perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan September 2012, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Agustus 2012 :
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 94,16 per barel menjadi US$ 94,65 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,29 per barel dari US$ 112,68 per barel menjadi US$ 112,97 per barel.
  • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 0,92 per barel dari US$ 115,94 per barel menjadi US$ 116,86 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,21 per barel dari US$ 109,52 per barel menjadi US$ 110,73 per barel.
Peningkatan harga minyak mentah tersebut di atas diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni:

1. Respon positif pasar atas kebijakan stimulus ekonomi yang dikeluarkan oleh bank sentral AS, Eropa, dan China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.  Ketidakstabilan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang disebabkan oleh:

a.    Berlanjutnya ketegangan politik antara Iran dan Israel setelah Iran melakukan uji coba misil.

b.    Rencana negara-negara Barat untuk menerapkan sanksi yang lebih berat kepada Iran terkait isu nuklir.

c.    Perang sipil di Suriah dan Libya.

3.   Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2012 berdasarkan publikasi EIA (Energy Information Administration), IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies), OPEC dan Reuters menunjukkan peningkatan sebesar 0,02 - 0,26 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

4.   Adanya pemeliharaan fasilitas produksi minyak mentah di kawasan Laut Utara.

Namun terdapat beberapa faktor yang menahan peningkatan harga minyak mentah, yaitu:

1.   Kekhawatiran pasar atas lambatnya penyelesaian krisis hutang di zona Eropa khususnya di Spanyol dan Yunani.

2.  Naiknya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,05 - 0,25 juta bph pada bulan Agustus 2012 dibandingkan produksi bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA, OPEC dan CGES.

3.   Stok minyak mentah AS mengalami peningkatan sebesar 8,1 juta barel dan stok distillate fuel oil AS mengalami peningkatan sebesar 0,6 juta barel.

ICP September 2012 Sebesar US$ 111,02 per Barel


JAKARTA - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, mencapai US$ 111,02 per barel, turun sebesar US$ 0,70 per barel dari US$ 111,72 per barel pada bulan Agustus 2012.

Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 112,76 per barel, turun sebesar US$ 2,46 per barel dari US$ 115,22 per barel pada Agustus 2012.

Harga minyak mentah Indonesia pada bulan September 2012 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,  akibat turunnya permintaan minyak mentah direct burning dari Jepang yang disebabkan antara lain oleh reaktivasi dua reaktor nuklir dan masih tingginya stok minyak mentah direct burning.

Sementara perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan September 2012, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Agustus 2012 :
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 94,16 per barel menjadi US$ 94,65 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,29 per barel dari US$ 112,68 per barel menjadi US$ 112,97 per barel.
  • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 0,92 per barel dari US$ 115,94 per barel menjadi US$ 116,86 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,21 per barel dari US$ 109,52 per barel menjadi US$ 110,73 per barel.
Peningkatan harga minyak mentah tersebut di atas diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni:

1. Respon positif pasar atas kebijakan stimulus ekonomi yang dikeluarkan oleh bank sentral AS, Eropa, dan China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.  Ketidakstabilan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang disebabkan oleh:

a.    Berlanjutnya ketegangan politik antara Iran dan Israel setelah Iran melakukan uji coba misil.

b.    Rencana negara-negara Barat untuk menerapkan sanksi yang lebih berat kepada Iran terkait isu nuklir.

c.    Perang sipil di Suriah dan Libya.

3.   Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2012 berdasarkan publikasi EIA (Energy Information Administration), IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies), OPEC dan Reuters menunjukkan peningkatan sebesar 0,02 - 0,26 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

4.   Adanya pemeliharaan fasilitas produksi minyak mentah di kawasan Laut Utara.

Namun terdapat beberapa faktor yang menahan peningkatan harga minyak mentah, yaitu:

1.   Kekhawatiran pasar atas lambatnya penyelesaian krisis hutang di zona Eropa khususnya di Spanyol dan Yunani.

2.  Naiknya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,05 - 0,25 juta bph pada bulan Agustus 2012 dibandingkan produksi bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA, OPEC dan CGES.

3.   Stok minyak mentah AS mengalami peningkatan sebesar 8,1 juta barel dan stok distillate fuel oil AS mengalami peningkatan sebesar 0,6 juta barel.