WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Selasa, 02 Oktober 2012

Listrik Tahun 2013, Susut Jaringan (Losses) 8,5%


JAKARTA - Susut merupakan kerugian energi akibat masalah teknis dan non teknis. Masalah teknis umumnya disebabkan oleh kualitas daya hantar listrik, semakin bagus kualitas daya hantar listrik semakin rendah susut yang terjadi. Sedangkan susut non teknis umumnya di akibatkan oleh rusaknya instalasi di jaringan maupun dalam rumah yang tidak standar (akibat pencurian) maupun menggunakan peralatan yang tidak sesuai. Penyusutan Jaringan (Losses) merupakan salah satu penyebab kerugian yang dialami PLN. Pemerintah akan terus berupaya menurunkan losses PLN, tahun 2013 mendatang loses secara nasional ditargetkan hanya 8,5%.

“Pemerintah mentargetkan pada tahun 2013 mendatang untuk menurunkan susut jaringan (losses) hingga secara nasional rata-rata 8,5%, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah oleh PLN untuk mencapai target tersebut diantaranya memperbaiki jaringan dan peralatan di Gardu Induk,”ujar Direktur Jenderal Ketenaglistrikan Kementerian ESDM, Jarman, disela-sela persiapan apel HUT Pertambangan dan Energi Ke-67, Jumat (28/9/2012).

Guna menekan susut sebesar rata-rata nasional 8,5% tersebut menurut Jarman PLN perlu melakukan langkah-langkah perbaikan jaringan dan pengawasan pencurian listrik. “Losses didistribusi terbagi menjadi dua, pertama loses teknis dan kedua non teknis. di transmisi umumnya semuanya sudah loses teknis dengan besaran sekitar 2,1 - 2,2%. sisanya adalah loses di distribusi yang antara lain disebabkan oleh jaringan dan perlengkapan yang sudah tua dan pencurian. jadi yang harus dilakukan PLN untuk menurunkan loses adalah memperbaiki jaringan yang ada dan menekan loses non teknis akibat pencurian listrik,” imbuh Jarman.

“Jika loses semakin rendah tentunya akan menurunkan BPP, karena perhitungan BPP adalah besar kwh yang terjual dibagi jumlah konsumen,” lanjut Jarman. (SF)

ICP September 2012 Sebesar US$ 111,02 per Barel


JAKARTA - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, mencapai US$ 111,02 per barel, turun sebesar US$ 0,70 per barel dari US$ 111,72 per barel pada bulan Agustus 2012.

Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 112,76 per barel, turun sebesar US$ 2,46 per barel dari US$ 115,22 per barel pada Agustus 2012.

Harga minyak mentah Indonesia pada bulan September 2012 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,  akibat turunnya permintaan minyak mentah direct burning dari Jepang yang disebabkan antara lain oleh reaktivasi dua reaktor nuklir dan masih tingginya stok minyak mentah direct burning.

Sementara perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan September 2012, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Agustus 2012 :
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 94,16 per barel menjadi US$ 94,65 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,29 per barel dari US$ 112,68 per barel menjadi US$ 112,97 per barel.
  • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 0,92 per barel dari US$ 115,94 per barel menjadi US$ 116,86 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,21 per barel dari US$ 109,52 per barel menjadi US$ 110,73 per barel.
Peningkatan harga minyak mentah tersebut di atas diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni:

1. Respon positif pasar atas kebijakan stimulus ekonomi yang dikeluarkan oleh bank sentral AS, Eropa, dan China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.  Ketidakstabilan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang disebabkan oleh:

a.    Berlanjutnya ketegangan politik antara Iran dan Israel setelah Iran melakukan uji coba misil.

b.    Rencana negara-negara Barat untuk menerapkan sanksi yang lebih berat kepada Iran terkait isu nuklir.

c.    Perang sipil di Suriah dan Libya.

3.   Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2012 berdasarkan publikasi EIA (Energy Information Administration), IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies), OPEC dan Reuters menunjukkan peningkatan sebesar 0,02 - 0,26 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

4.   Adanya pemeliharaan fasilitas produksi minyak mentah di kawasan Laut Utara.

Namun terdapat beberapa faktor yang menahan peningkatan harga minyak mentah, yaitu:

1.   Kekhawatiran pasar atas lambatnya penyelesaian krisis hutang di zona Eropa khususnya di Spanyol dan Yunani.

2.  Naiknya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,05 - 0,25 juta bph pada bulan Agustus 2012 dibandingkan produksi bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA, OPEC dan CGES.

3.   Stok minyak mentah AS mengalami peningkatan sebesar 8,1 juta barel dan stok distillate fuel oil AS mengalami peningkatan sebesar 0,6 juta barel.

ICP September 2012 Sebesar US$ 111,02 per Barel


JAKARTA - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia pada bulan September berdasarkan perhitungan Tim Harga Minyak Indonesia, mencapai US$ 111,02 per barel, turun sebesar US$ 0,70 per barel dari US$ 111,72 per barel pada bulan Agustus 2012.

Sedangkan harga Minas/SLC mencapai US$ 112,76 per barel, turun sebesar US$ 2,46 per barel dari US$ 115,22 per barel pada Agustus 2012.

Harga minyak mentah Indonesia pada bulan September 2012 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya,  akibat turunnya permintaan minyak mentah direct burning dari Jepang yang disebabkan antara lain oleh reaktivasi dua reaktor nuklir dan masih tingginya stok minyak mentah direct burning.

Sementara perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan September 2012, mengalami peningkatan dibandingkan bulan Agustus 2012 :
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,49 per barel dari US$ 94,16 per barel menjadi US$ 94,65 per barel.
  • Brent (ICE) naik sebesar US$ 0,29 per barel dari US$ 112,68 per barel menjadi US$ 112,97 per barel.
  • Tapis (Platts) naik sebesar US$ 0,92 per barel dari US$ 115,94 per barel menjadi US$ 116,86 per barel.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 1,21 per barel dari US$ 109,52 per barel menjadi US$ 110,73 per barel.
Peningkatan harga minyak mentah tersebut di atas diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni:

1. Respon positif pasar atas kebijakan stimulus ekonomi yang dikeluarkan oleh bank sentral AS, Eropa, dan China untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2.  Ketidakstabilan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang disebabkan oleh:

a.    Berlanjutnya ketegangan politik antara Iran dan Israel setelah Iran melakukan uji coba misil.

b.    Rencana negara-negara Barat untuk menerapkan sanksi yang lebih berat kepada Iran terkait isu nuklir.

c.    Perang sipil di Suriah dan Libya.

3.   Proyeksi permintaan minyak mentah global tahun 2012 berdasarkan publikasi EIA (Energy Information Administration), IEA (International Energy Agency), CGES (Centre for Global Energy Studies), OPEC dan Reuters menunjukkan peningkatan sebesar 0,02 - 0,26 juta bph dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

4.   Adanya pemeliharaan fasilitas produksi minyak mentah di kawasan Laut Utara.

Namun terdapat beberapa faktor yang menahan peningkatan harga minyak mentah, yaitu:

1.   Kekhawatiran pasar atas lambatnya penyelesaian krisis hutang di zona Eropa khususnya di Spanyol dan Yunani.

2.  Naiknya produksi minyak dari negara-negara OPEC antara 0,05 - 0,25 juta bph pada bulan Agustus 2012 dibandingkan produksi bulan sebelumnya berdasarkan publikasi IEA, OPEC dan CGES.

3.   Stok minyak mentah AS mengalami peningkatan sebesar 8,1 juta barel dan stok distillate fuel oil AS mengalami peningkatan sebesar 0,6 juta barel.

Jumat, 28 September 2012

Jual Kuningan Batangan


Jual Kuningan Batangan

Harga : Rp. 50.000/Kg 
Info   : 0812 5114 9080 (Dian)
Email : diannugrahaperdana@gmail.com atau dian@isopak.co.id

Senin, 30 Juli 2012

Jual Perak Batangan


Jual Perak Batangan

Harga : Rp. 16.000/Gram
Info   : 0812 5114 9080 (Dian)
Email : diannugrahaperdana@gmail.com atau dian@isopak.co.id

Jual Ingot Zinc


Jual Ingot Zinc

Harga : Rp. 23.000/Kg (Bisa Nego)
Produksi : 3 Ton/Bulan
Info : 0812 5114 9080 (Dian)
Email : diannugrahaperdana@gmail.com atau dian@isopak.co.id

Pemerintah Setujui 31 Pengalihan Interest Tahun 2011


JAKARTA - Dalam penawaran wilayah kerja, dikenal istilah farm in-farm out yaitu pengalihan interest dari pemegang wilayah kerja yang ada ke perusahaan lain yang bukan afiliasi atau konsorsium. Selama tahun 2011, Pemerintah menyetujui 31 pengalihan interest.

Pengalihan interest diatur dalam pasal 33 Peraturan Pemerintah No 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Dalam aturan itu dinyatakan bahwa KKKS dapat mengalihkan, menyerahkan dan memindahtangankan sebagian atau seluruh hak dan kewajibannya (participating interest) kepada pihak lain setelah mendapat persetujuan pemerintah berdasarkan pertimbangan BPMIGAS.

Diatur pula bahwa dalam hal pengalihan, penyerahan dan pemindahtanganan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban KKKS tersebut kepada perusahaan non afiliasi atau kepada perusahaan selain mitra kerja dalam wilayah kerja yang sama, Menteri ESDM dapat meminta KKKS untuk menawarkan lebih dulu kepada perusahaan nasional.

Pembukaan (disclose) data dalam rangka pengalihan, penyerahan dan pemindahtangan sebagian atau seluruh hak dan kewajiban KKKS kepada pihak lain, wajib mendapat ijin Menteri ESDM melalui BPMIGAS.

Dinyatakan pula bahwa KKKS tidak dapat mengalihkan sebagian hak dan kewajibannya secara mayoritas kepada pihak lain yang bukan afiliasinya dalam jangka waktu 3 tahun pertama masa eksplorasi.

Pada tahun 2010, pemerintah menyetujui 33 pengalihan interest. Sementara pada tahun 2009, disetujui 16 pengalihaninterest dan 18 pengalihan interest tahun 2008. (TW)

Wakil Menteri ESDM : Kita Harus Cegah, Indonesia Menjadi Net Energy Importer



JAKARTA – Wakil Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral,membuka secara resmi acara focus group discussion panas bumi. Hadir sebagai narasumber dalam acara yang mengusung tema “ Mencari Terobosan Investasi Panas Bumi Indonesia” antara lain, Kepala Badan Geologi, R. Sukhyar, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukkan dan Konservasi Energi, Kardaya Warnika serta Staf Ahli Menteri Bidang Investasi dan Produksi, Sutijastoto,

“Dalam mengelola energi nasional, kita menghadapi beberapa tantangan yang harus dipecahkan bersama-sama. Tentunya tantangan yang paling singkat. adalah kita suka dengan yang mahal, BBM itu yang paling mahal dan kita ciptakan energy dengan BBM paradigma ini yang harus kita tentang dan balikkan, bagaimana kita menghasilkan energy tanpa menggunakan BBM sebagai tulangpunggung seperti Prancis dengan beraninya menggunakan nuklir hingga 70%, Inggris menggunakan gas hingga mencapai 60%. Dan kita lihat Negara-negara lain dengan mix yang cukup signifikan sementara di Indonesia 70% atau 68, sekian persen menggunakan migas , minyaknya sendiri adalah 48%, dan ini cukup memberatkan”, ujar Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini mengawali sambutannya, Senin (30/07/2012).

Wamen menambahkan, kendala selanjutnya adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan pasokan, dimana kebutuhan energi dalam 10 tahun terakhir tumbuh rata-rata 7% per tahun, dan tentunya ini akan berjalan terus dengan 7% walaupun ada gerakan penghematan, karena GDP Indonesia terus naik dan jumlah manusia Indonesia juga terus naik jadi tidak mungkin jumlah energy yang dibutuhkan terus turun.

“Sementara itu, kemampuan pasokan energi kita masih terbatas. Sebagai akibatnya, kita akan segera menjadi net energy importer dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kita harus berupaya secara maksimal untuk mencegah kondisi tersebut jangan terjadi,” lanjut Wamen.

Kendala kedua, berdasarkan bauran energi nasional di tahun 2010, ketergantungan terhadap sumber energi berbasis fosil dalam bauran energi nasional masih tinggi, yaitu minyak bumi 47%, gas alam 21% dan batubara 26%. Dengan demikian, perekonomian kita masih dipengaruhi oleh fluktuasi harga energi, khususnya minyak bumi, global yang sangat tidak stabil.

Kendala yang ketiga, pemanfaatan sumber energi alternatif khususnya energi terbarukan masih belum maksimal disebabkan berbagai hambatan dari sisi infrastruktur dan aspek keekonomian. Dan yang terakhir, masih adanya beberapa kendala regulasi dalam pengembangan pengusahaan energi, seperti adanya tumpang tindih kebijakan dan kewenangan, serta penerapan kebijakan fiskal.

Selanjutnya Wamen menegaskan, panas bumi adalah salah satu potensi energi terbarukan utama yang kita miliki. Kita sama-sama ketahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki cadangan panas bumi yang terbesar di dunia, yaitu sekitar 29.038 MW, namun yang sudah dimanfaatkan untuk tenaga listrik baru mencapai 1.189 MW, atau sekitar 4,1% dari cadangan yang ada. (SF)

Cara Pandang Tentang "Energi Alternatif" Perlu Diubah


JAKARTA - Untuk mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan, cara pandang mengenai 'energi alternatif' selama ini perlu diubah.
"Bila selama ini 'energi alternatif' diasosiasikan dengan energi baru terbarukan, maka sudah saatnya energi baru terbarukan diposisikan sebagai energi utama, dan BBM yang kita sebut sebagai energi alternatif," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Kardaya Warnika di Jakarta (23/7/2012).
Menurut Kardaya, jika kita all out untuk energi baru terbarukan bukan tidak mungkin kita menjadi negara yang kaya dengan sumber energi, terutama panas bumi yang banyak terdapat di negara ini.
"Harga listrik panas bumi pun bisa naik lebih naik lagi," katanya.
Kardaya menjelaskan, saat ini, dengan kebijakan feed in tariff panas bumi, maka harga listrik panas bumi tidak seperti dulu dipukul rata maksimum US$ 9,7 sen/kWh.
"Harga dinaikkan berbasis regional, tiap daerah berbeda," ungkapnya.
Harga listrik panas bumi untuk Sumatera adalah 10-11,5 sen. 10 sen untuk tegangan tinggi, 11,5 sen bila masuk tegangan menengah. Untuk wilayah Jawa, harganya 1 sen lebih tinggi. Sulawesi bagian Selatan 1 sen lebih tinggi dari Jawa dan Sulawesi bagian Utara 1 sen lebih tinggi dari Sulawesi bagian Selatan. Sementara di NTT 15 sen untuk tegangan tinggi, tegangan menengahnya dihargai 16,5 sen. "Untuk Papua, 17 sen kita beli karena di Papua tidak ada pilihan lain. BBM yang diangkut dengan pesawat jauh lebih mahal," pungkas Kardaya. (KO)

60% Ekspor Timah Dikuasai Swasta

July 27, 2012

Pangkalpinang - Sebanyak 60% ekspor timah indonesia dikuasai perusahaan swasta karena maraknya penambangan bijih timah ilegal di Bangka Belitung. Laporan dari Marketing Intelijen pada Mei 2012, dari 100% ekspor timah indonesia, PT Timah Tbk hanya mengekspor 40% sedangkan swasta 60%. "Seharusnya perusahaan swasta ini hanya mampu mengekspor timah sebesar 10-20% dari total ekspor timah indonesia," ungkap Direktur Utama PT Timah Tbk Sukrisno di Pangkalpinang.



sumber : Investor Daily

Kamis, 26 Juli 2012

PLN Gandeng HSBC Kaji Proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 dan Sumsel 10


JAKARTA - Untuk mensukseskan proses pengadaan proyek IPP (Independent Power Producer) PLTU Sumsel 9 dan Sumsel 10, PT PLN (Persero) bekerja sama dengan HSBC terkait konsultasi transaksi (transaction advisor) dalam penyiapan aspek legal, teknik, ekonomi, dan finansial. Nota Kerjasama konsultasi transaksi PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 dan Sumsel 10 ini ditandatangani Direktur Utama PLN Nur Pamudji bersama Head of Global Banking and Securities Services HSBC Indonesia Rajeev Babel, pada Selasa (24/7) di PLN Kantor Pusat, Jakarta.

Menurut Dirut PLN, Nur Pamudji, kerjasama ini merupakan langkah awal untuk memulai proyek pembangunan PLTU Sumsel 9 dan Sumsel 10 senilai USD 3 milyar. "Proyek ini dilakukan melalui skema kerjasama pemerintah-swasta (public private partnership/PPP). Sebelumnya, PLN telah berhasil dalam pengadaan pembangunan PLTU dengan skema PPP pada PLTU Jawa Tengah 2 x 1000 MW. Proyek PLTU Sumsel 9 dan Sumsel 10 lebih kompleks daripada PLTU Jateng yang batubaranya bisa dipasok dari berbagai sumber” kata Nur Pamudji.

Nur Pamudji mengharapkan kerjasama PLN dengan HSBC segera dilaksanakan agar pembangunan PLTU secepatnya terlaksana, kalau bisa lebih cepat dari proyek PLTU Jawa Tengah.

Dalam hal ini, HSBC akan memberikan konsultasi kepada PLN termasuk studi yang diperlukan dan persiapan pengadaan untuk membantu PLN dalam melakukan dan memastikan proses pelelangan yang adil dan transparan, serta untuk membantu menyiapkan proyek yang marketable dan bankable yang akan menarik partisipasi sektor swasta sehingga pembangunan proyek lebih efesien.

Dalam pengkajian proyek PLTU Sumsel 9 dan Sumsel 10 ini, HSBC sendiri menggandeng Aurecon sebagai konsultan teknik dan PT SMG sebagai konsultan tambang batubara.

Kerjasama yang dirancang selama 18 bulan ini penting dilakukan, mengingat proyek IPP PLTU Sumsel 9 dan Sumsel 10 merupakan proyek yang cukup kompleks dan sangat krusial. Terlebih, proyek ini ditawarkan dengan skema kerjasama pemerintah-swasta (public private partnership/PPP) sehingga banyak pihak yang akan terlibat dalam proses pengadaan proyek seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bdan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM), Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII), dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF).

Proyek ini akan terkait dengan proyek besar lainnya yaitu pembangunan transmisi High Voltage Direct Current (HVDC) Jawa-Sumatera. (SF)

Pemerintah Akan Jaga Komposisi Ekspor dan Domestik



NUSA DUA - Pemerintah dalam waktu dekat ini belum akan melarang ekspor batubara, namun Pemerintah akan menjaga komposisi ekspor dan kebutuhan dalam negeri sebagai implikasi atas meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi.

"Implikasi pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,5 persen, mengakibatkan kebutuhan batubara untuk industri akan naik. Dengan meningkatnya kebutuhan batubara, maka ekspor akan kami kontrol," ujar Menteri ESDM Jero Wacik saat membuka Konferensi Coaltrans ke-18 di Bali International Convention Center, Senin (4/6/2012).

Ia menjelaskan, Pemerintah akan serius menjaga komposisi ekspor dan kebutuhan dalam negeri. "Ekspor masih boleh tetapi kita jaga. Sepanjang kebutuhan dalam negeri masih bisa dipenuhi, maka ekspor masih bisa berjalan," tegas Jero Wacik.

Hal ini, lanjut Menteri, harus diimbangi dengan upaya mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan. "Bila energi baru terbarukan bisa didorong dengan masif, maka ekspor batubara masih bisa dilakukan karena sebagian kebutuhan energi dapat dipenuhi dari energi baru terbarukan," ungkapnya.

Oleh karena itu, Jero Wacik mendorong para pengusaha batubara untuk turut mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia. Pada tahun 2025, Pemerintah menargetkan energy mix nasional untuk minyak akan turun menjadi sekitar 23 persen, gas akan didorong di sekitaran angka 20 persen, batubara sekitar 30,7 persen dan EBT akan menjadi 25,9 persen. (KO)

PT Timah dan Peningkatan Nilai Tambah





PANGKALPINANG - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik berulang kali menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah mineral dan melarang ekspor produk-produk tambang jenis tertentu dalam kondisi mentah. Dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012 disebutkan, jika tidak memenuhi ketentuan itu, pemerintah akan mengenakan sanksi terhadap perusahaan bersangkutan, termasuk mencabut izin operasi tambang.

Dalam aturan itu, Menteri ESDM memutuskan setiap jenis komoditas tambang mineral logam tertentu wajib diolah dan atau dimurnikan sesuai batasan minimum pengolahan maupun pemurnian. Untuk mineral timah, batas minimum pengolahan adalah 99,85%.

PT Timah, BUMN yang bergerak di bidang pertambangan timah di Indonesia menguasai hak penambangan timah seluas 522.460 hektar dengan 114 Kuasa Pertambangan (KP) baik di darat (Onshore) maupun di laut (Offshore) dengan wilayah operasi yang meliputi provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau yang dikenal sebagai Indonesian Tin Belt.

PT Timah telah melakukan kegiatan pengolahan maupun pemurnian sejak tahun 1970-an, dimana semua produk PT Timah telah memenuhi standar batas minimum pengolahan yang ditetapkan dalam Permen ESDM Nomor 7 Tahun 2012. Berdasarkan kualitasnya, produk PT Timah dapat dibedakan atas Banka Tin (99,9% Sn), Mentok Tin (99,85% Sn), Banka Low Lead (Banka LL) terdiri dari Banka LL 100ppm, Banka LL 50ppm, Banka LL 40ppm, Banka LL80ppm, Banka LL200ppm dan Banka Four Nine (99,99% Sn). Sementara bila berdasarkan bentuk dapat dibedakan atas Banka Small Ingot, Banka Tin Shot, Banka Pyramid, dan Banka Anoda. Selain itu juga ada Tin Alloy dan Pewter yang kadar Sn nya dapat dipesan sesuai dengan permintaan pembeli.

Untuk pengolahan dan peleburan bijih timah yang dihasilkan tambang laut dan tambang darat dengan kadar Sn yang berkisar antara 30-65% diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya dan ditingkatkan kadarnya hingga mencapai 70-72% sebagai syarat utama peleburan.

Proses peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang rendah.

Setelah bijih timah ditingkatkan kadar Sn nya, bijih timah siap dilebur menjadi logam timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas tinggi dengan kadar timbal (Pb) yang rendah maka harus dilakukan pemurnian terlebih dahulu dengan menggunakan alat pemurnian yaitu crystallizer dan electrolytic refining. Dalam proses peleburan, perusahaan mengoperasikan 10 tanur, dimana 9 tanur berada di daerah Kundur, Kepri dan 1 tanur berada di daerah Mentok, Bangka.

Produk akhir yang dihasilkan berupa logam timah dalam bentuk balok atau batangan dengan skala berat berkisar antara 16 kg sampai dengan 30 kg per batang. Selain itu logam timah juga dapat dibentuk sesuai dengan permintaan pelanggan (customize form) dan mempunyai merek dagang yang terdaftar di Bursa Logam London (LME). (KO)

Mineral Jarang, Sebuah Energi Alternatif Masa Depan


JAKARTA. Meningkatnya kebutuhan manusia akan sumber daya energi membuat para ilmuan tidak hanya mencari sumber energi yang berasal dari air dan minyak, tetapi juga menyangkut sejumlah elemen mineral jarang (rare earth oxides) yang bernilai tinggi.

Perdebatan kembali terbuka setelah keputusan China untuk melakukan pembatasan ekspor mineral jarang membuat Jepang, Amerika Serikat, serta Uni Eropa mengajukan keberatan terhadap China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), pada pertengahan Maret lalu. China berada di posisi strategis karena menguasai 95 persen dari total produksi dunia untuk mineral jarang ini.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht mengatakan, pembatasan ekspor China telah melanggar aturan perdagangan internasional. Kebijakan tersebut mengganggu produsen serta konsumen di Uni Eropa dan seluruh dunia, termasuk produsen perintis teknologi tinggi dan aplikasi bisnis.

Para ilmuwan ahli mulai mencari langkah alternatif untuk menciptakan solusi dari ketergantungan terhadap mineral jarang. Mark Johnson, Direktur Program di Advance Research Projects Agency-Energy (ARPA-E) Amerika Serikat menuturkan, pihaknya tengah terlibat menyusun proposal riset alternatif mineral jarang tersebut.

Ada tujuh belas elemen mineral jarang yang telah berhasil ditemukan. Elemen-elemen ini disebut 'jarang' tapi sebenarnya mereka sangat dapat ditemukan, biasanya tercecer dalam jumlah-jumlah kecil.

Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, penyebaran dari teknologi energi bersih dapat diperlambat untuk beberapa tahun ke depan, dengan menyuplai setidaknya lima jenis elemen dari mineral jarang ini.

Logam mineral jangka tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi, tetapi berbentuk senyawa kompleks. Untuk mendapat unsurnya, perlu dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.

Para peneliti juga sedang fokus memecah elemen ini ke dalam magnet permanen dengan kekuatan yang bisa dimanfaatkan bagi mesin jet sampai bahkan generator listrik. Mineral jarang sendiri bukan magnet, akan tetapi ketika dipadukan dengan komponen-komponen magnetik konvensional semisal besi, mereka menghasilkan magnet yang amat kuat.

Unsur mineral jarang ini cukup banyak tersedia di Indonesia termasuk yang ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terdapat terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah. Monasit dan senotim di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, dan di Rirang Kalimantan Barat. (KO/nationalgeographic)

Investor China Kembali Garap Smelter di Indonesia


JAKARTA - Investor asal China kembali menyatakan kesiapannya untuk membangun industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Indonesia.
"Pagi tadi saya menerima China Nickel Resourches yang akan membangun smelter sekaligus peleburan bijih besi di Kalimantan Selatan dengan investasi pada fase pertama sebesar US$ 600 juta dolar dan fase selanjutnya US$ 1,5 miliar," ujar Menteri ESDM Jero Wacik dalam keterangan pers di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (21/6/2012).
Perusahaan tersebut, lanjut Jero Wacik, telah mengundangnya untuk melakukan groundbreaking pada 4 Juli nanti. "Selambat-lambatnya 2014 sudah berproduksi awal sehingga tidak perlu ekspor bijih besi lagi," ungkapnya.
Menurut Jero Wacik, Hal ini sejalan dengan Permen 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral dimana tidak diperbolehkan lagi ekspor raw material mulai 2014.
Kemarin (20/6/2012), Jero Wacik juga menerima pengusaha yang berasal dari Provinsi Chiangsu, China, yang tengah mencari lokasi pembangunan smelter. "Terkait penentuan lokasi, silakan cek saja lokasi mana yang paling cocok, opsinya mau di Kalimantan Timur atau di Sulawesi," kata Jero Wacik.
Menteri ESDM menyatakan pihaknya juga menerima kunjungan beberapa duta besar negara sahabat. Yang terakhir adalah duta besar Italia dan Norwegia yang datang bersama para investor yang tertarik berinvestasi di Indonesia.
"Semua menyatakan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia, karena menganggap prospek pertumbuhan Indonesia ke depan akan semakin baik," pungkasnya. (KO)

Kunjungan Kerja MESDM ke Perancis dan Inggris



KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
NOMOR:  27/HUMAS KESDM/2012
Tanggal: 26 Juli  2012

KUNJUNGAN KERJA MENTERI ESDM KE PERANCIS DAN INGGRIS
23-27 JULI 2012

Menteri ESDM Jero Wacik didampingi Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo, Deputi Operasi BP Migas, dan beberapa Staf Khusus Menteri ESDM melakukan kunjungan kerja ke Perancis dan Inggris dalam rangka pertemuan bilateral peningkatan kerjasama bidang energi dan sumber daya mineral dengan Pemerintah Perancis dan Inggris, tanggal 23 s.d. 27 Juli 2012.
Menteri ESDM dan rombongan bertolak dari Jakarta 22 Juli 2012 dan telah bertemu dengan Menteri Perdagangan Luar Negeri Perancis Mrs. Nicole Bricq di Paris hari Senin (23/7/2012). Dalam pertemuan tersebut dibahas usaha peningkatan kerjasama bilateral dalam bidang energi dan mineral, termasuk peran perusahaan yang berasal dari Perancis; diantaranya TOTAL yang mengoperasikan Blok Mahakam Kalimantan Timur, serta ERAMET perusahaan nickel yang akan membangun smelter nickel di Halmahera dengan rencana investasi lebih dari 5 Milyar EURO.
Selanjutnya, Menteri ESDM Jero Wacik bertemu dengan President TOTAL Upstream, Yves-Louis Darricarrere di Paris, Selasa (24/7/2012) untuk membahas kegiatan investasi TOTAL di masa mendatang, dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Minister of Ecology, Sustainable Development and Energy, Mrs. Delphine Batho pada Rabu (25/7/2012).
Dalam pertemuannya dengan ERAMET, Presiden ERAMET menyampaikan apresiasi dan salut dengan pertumbuhan ekonomi dan memperkirakan dalam waktu dekat Indonesia akan tumbuh menjadi salah satu Negara terkuat di dunia. Hal ini memberikan keyakinan kepada mereka untuk berinvestasi di Indonesia. Hal senada juga diungkapkan Presiden TOTAL Upstream mengenai keyakinan mereka dalam berinvestasi di Indonesia. Keyakinan ini yang mendorong TOTAL juga terus berinvestasi di blok-blok baru di Indonesia. Sebagaimana diketahui TOTAL saat ini melakukan eksplorasi di 24 blok lain di Indonesia, di luar blok Mahakam.


Menteri ESDM dan rombongan meninggalkan Perancis pada Rabu siang. Dijadwalkan pada hari Kamis dan Jumat Menteri ESDM dan rombongan akan bertemu dengan Minister of State at the Foreign and Commonwealth Office, Rt. Hon. Lord David Howell dan beberapa investor migas asal Inggris. Berturut-turut Menteri ESDM akan bertemu CEO British Petroleum (BP) membicarakan rencana pengembangan Train-3 Lapangan Tangguh di Papua, serta bertemu pihak Premiere Oil dan Shell untuk membahas rencana investasi ke depan di Indonesia.
 Kepala Biro Hukum dan Humas,


                                                  
Susyanto

Indonesia-Jepang Sepakat Kembangkan Gas Unconventional dan Infrastruktur Migas


FUKUOKA, JEPANG - Indonesia dan Jepang menyepakati pengembangan potensi gas unconventional di Indonesia. Jepang juga berkomitmen mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur migas.

Demikian antara lain hasil The 3rd Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD) yang diselenggarakan di Fukuoka, Jepang, 12-13 Juli 2012. Bertindak sebagai pemimpin Delegasi RI adalah Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo. Sedangkan Delegasi Jepang dipimpin oleh Hiroshi Asahi, Director General for Energy Environmental Policy, Agency for Natural Resources and Energy (ANRE).

Pertemuan itu juga menyepakati perlunya peningkatan komunikasi dua arah antara Jepang dan Indonesia untuk memperkuat hubungan kerja sama yang telah dirintis serta mendukung proyek-proyek Jepang yang sudah, sedang dan akan berjalan di Indonesia.

Di sektor mineral dan batubara, Indonesia menawarkan proyek pembangunan smelter plant untuk pengolahan batubara dalam meningkatkan mutu produk dan nilai tambah. Sedangkan untuk sektor energi baru dan terbarukan, pihak Jepang (Kitakyushu) telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Surabaya dan Malang untuk mengolah sampah menjadi tenaga listrik. Indonesia berharap dapat terjalin kerja sama antara Badan Penelitian dan Pendidikan ESDM dengan Kitakyushu dalam pengembangan energi baru dan terbarukan.

Sementara di sektor ketenagalistrikan, pihak Hitachi Jepang menawarkan kerja sama terkait transmission grid. Pihak Jepang juga tertarik mengelola dan mengembangkan sumber geothermal Indonesia untuk power sector;

Disepakati pula bahwa The 1st Indonesia-Japan Energy Forum rencananya akan diselenggarakan  secara back to back dengan pertemuan The 4th Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue pada bulan Mei 2013 di Indonesia. Sekadar mengingatkan, The 2nd Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD) telah dilaksanakan di Bali, 31 Mei-1 Juni 2011. Sementara itu, The 1st IJEPD digelar di Jepang pada tanggal 13-14 Mei 2010 lalu.

Selain Dirjen Migas Evita H. Legowo, anggota Delegasi RI dalam pertemuan tersebut adalah perwakilan dari unit eselon I di lingkungan KESDM, KBRI Tokyo, BPMIGAS, PT Pertamina (Persero), PT PGN (Persero), PT PLN (Persero) dan PT Medco Indonesia Power.

Sementara dari Delegasi Jepang, anggotanya adalah New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), City of Kitakyushu dan perusahaan-perusahaan swasta Jepang terkait.

Sebelum pertemuan The 3rd Indonesia-Japan Energy Policy Dialogue (IJEPD) dimulai, dilakukan pra-meeting dengan Mr. Hiroshi Asahi guna mendiskusikan kelanjutan Indonesia-Japan Energy Policy Roundtable (IJERT). IJERT merupakan pertemuan sebagai sarana berdiskusi, bertukar pengalaman serta informasi antara pemerintah dan swasta di sektor energi di Indonesia dan Jepang untuk lebih meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara dan telah diselenggarakan sebanyak 12 kali selama kurun waktu 12 tahun. Oleh karena adanya perubahan institusi di Jepang yang menaungi pertemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat mengganti IJERT dengan Indonesia-Japan Energy Forum (IJEF). Pertemuan dimaksud akan diprakarsai oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan METI. (TW)

Jumat, 29 Juni 2012

GANTI LOGO

PT. Isopak Indonesia dengan ini merubah logo dari
menjadi 
tujuan dari perubahan logo ini agar PT. Isopak Indonesia Semakin Maju dan Jaya kedepannya......

Produk Impor Berbahaya Terus Beredar

 Ayu Sulistyowati | Jumat, 29 Juni 2012


DENPASAR, KOMPAS.com- Kementerian Perdagangan mengakui sedikitnya 100 produk impor mengandung zat berbahaya setiap bulan beredar di pasaran seluruh wilayah Tanah Air. Ini merupakan catatan temuan produk impor berbahaya dan tidak memenuhi standar.
Utamanya barang beredar di beberapa kota besar yang ada di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Batam, dan Makassar.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, di Denpasar, Jumat (29/6/2012).
Menurut dia, barang impor yang bermasalah tersebut berupa peralatan untuk kebutuhan industri, konstruksi, dan pertanian. Sementara produk makan an merupakan tanggung jawab Badan Pengawas Obat dan Makanan, hanya soal pengawasan dilakukan bersama oleh lembaga itu dengan pihaknya.
Ia berjanji akan memperketat lagi produk impor yang masuk dengan memberikan persyaratan lebih banyak lagi, seperti izinnya, dilakukan pemeriksaan, label dan kemasan.
"Sampai sekarang para importir yang nakal dengan memasukkan tanpa sengaja produk membahayakan belum mendapatkan sanksi karena belum ada peraturannya," katanya.
Editor :
Marcus Suprihadi

Curah Hujan Ganggu Penambangan Timah



JAKARTA, KOMPAS.com - Curah hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir mengganggu proses penambangan timah. Karenanya Bloomberg memproyeksikan ekspor timah Indonesia selama kuartal I bakal turun ke level terendah dalam dua tahun terakhir.
Ekspor timah kemungkinan akan turun 11 persen me njadi 20.000 metrik ton dari 22.568 metrik ton di tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Syahrul R Sempurnajaya, di Jakarta, Senin (27/2/2012) mengatakan Jumlah tersebut merupakan titik terendah sejak 3 bulan pertama di 2010, dimana saat itu jumlah ekspor hanya mencapai 19.975 metrik ton.
"Pengurangan timah dari Indonesia, yang menyumbang 40 persen dari perdagangan global, dapat meningkatkan rally harga hingga 26 persen di London dan akan meningkatkan penghas ilan produsen timah termasuk PT Timah, yang merupakan eksportir terbesar di dunia," katanya.

Dia mengatakan kondisi curah hujan di Bangka Belitung, yang merupakan daerah penghasil utama akan banyak menghambat pertambangan.
Hal yang tak terduga berupa penguatan harga timah di Januari dan Februari, akan memberikan stimulasi pasokan pada 1 atau dua bulan mendatang, akan tetapi faktor hujan akan masih menghambat produksi, dan ekspor diprediksi akan jatuh ke level 18.000 metrik ton untuk kuartal ini. Faktor hujan diprediksi hingga bulan depan atau April.

Harga timah pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah seiring dengan pelemahan harga tembaga. Pasar mengalami keraguan pada prospek ekonomi yang membuat pelaku membatasi pembelian dan mengurangi posisi belinya di pasar. Harga timah di LME ditutup turun 0,81 persen menjadi 23.999,00 per ton. 
Editor :
Robert Adhi Ksp


PT Timah Tbk Cari Investor Produksi LTJ

Penulis : Kris R Mada | Jumat, 16 Maret 2012


BATAM, KOMPAS.com- PT Timah Tbk saat ini masih mencari investor untuk memproduksi logam tanah jarang. BUMN tambang itu punya cadangan mineral yang menjadi bahan baku logam tanah jarang.
Kepala Humas PT Timah Tbk Wirtsa Firdaus mengatakan, perseroan memiliki cadangan zirkon dan monasit sebagai mineral ikutan tambang timah. Saat ini, pasir zirkon dan monasit ditumpuk antara lain di Muntok, Bangka Barat. "Sudah bertahun-tahun kami menyimpannya karena tidak boleh diekspor. Kami juga tidak menjualnya dalam status bahan mentah," ujarnya, Jumat (16/3/2012), saat dihubungi dari Batam.
Beberapa investor sudah pernah mendekati PT Timah Tbk untuk mengolah zirkon dan monasit itu. Namun, tawaran mereka ditolak karena hanya menawarkan teknologi pemisahan mineral. "Kami mencari rekanan untuk memproduksi logam tanah jarang (LTJ) dari mineral itu. Karena kami mau menjual produk jadi, bukan bahan mentah dalam bentuk mineral," ujarnya.
Zirkon dan Monasite bersama apatite, allanit, xenotime, dan bastnaesite adalah mineral-mineral yang mengandung logam tanah jarang (LTJ). Sebagian besar tambang LTJ di dunia menggunakan mineral bastnaesite sebagai bahan bakunya.
LTJ meliputi 17 unsur kimia, yakni scandium (Sc), ittrium (Y), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodimium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), itterbium (Yb), dan lutetium (Lu).
Saat ini, dunia sedang diributkan dengan kemungkinkan pengurangan pasokan LTJ. Hal itu menyusul rencana China sebagai eksportir terbesar LTJ untuk mengurangi kuota ekspor.
Editor :
Marcus Suprihadi

Ekspor Timah Februari Naik 34 Persen

 Eny Prihtiyani | Selasa, 20 Maret 2012


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Selasa (20/3/2012) melaporkan harga timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) untuk jenis Inatin diperdagangkan pada 24.050 dolar AS per ton.

Bappebti juga melaporkan volume ekspor meningkat 34 persen menjadi 8.234,73 ton pada Februari meningkat dari 6.184,4 ton pada bulan sebelumnya. Produsen timah domestik harus membatasi volume ekspor di kisaran 4.500 ton 5.000 ton per bulan agar menjaga harg a timah tidak terus turun, kata Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya.

Indonesia adalah pengekspor batang timah terbesar di dunia, sehingga peningkatan volume pengiriman dari Indonesia akan menentukan harga logam ini di pasar Internasional. Volume ekspor yang meningkat juga menyebabkan peningkatan nilai timah pengiriman sebesar 10,75 persen menjadi 189,5 juta dollar AS dari sebelumnya yang hanya mencapai 171,1 juta dollar AS.

Sementara itu stock timah di LME tercatat mencapai 10.000 ton yang dianggap jumlah yang berlebihan. Pada tahun lalu, harga tim ah berjangka sempat merosot 29 perse di tengah kekhawatiran akan terjadinya kembali resesi global yang akan menekan permintaan.
Produsen Timah di Indonesia, termasukPT.Timah, setuju unt uk secara sukarela melakukan pelarangan ekspor selama Oktober Desember dalam upaya membalikkan harga dan menargetkan kembali ke 25. 000 per ton. 
Editor :
Robert Adhi Ksp

EKSPOR TIMAH: Volume Februari Capai 8.324,73 Ton


Oleh Raydion
Selasa, 13 Maret 2012


JAKARTA: Volume ekspor timah pada bulan lalu mencapai 8.324,73 ton atau jauh lebih banyak dari yang diharapkan sehingga berpotensi kembali melemahkan harga logam itu di pasar internasional.

Wakil Ketua Komite Timah Indonesia Rudi Irawan mengatakan seharusnya produsen timah batangan di dalam negeri membatasi volume ekspor pada kisaran 4.500 ton hingga 5.000 ton per bulan.

“Semuanya melepas untuk ekspor, dan volume pada Februari itu terlalu banyak. Kalau begini terus, harga pasti kembali akan melemah seperti tahun lalu,” katanya siang ini.

Harga timah yang tercatat di London Metal Exchange (LME) adalah US$22.905 per ton untuk 14 Maret 2012. Produsen timah batangan asal Indonesia pada 1 Oktober 2011 pernah melakukan moratorium ekspor ketika harga logam itu berada di level US$21.000 per ton.

Adapun Indonesia adalah negara pengekspor timah batangan terbesar di dunia sehingga volume ekspor akan sangat menentukan harga logam itu di pasar internasional.

Volume ekspor pada Februari 2012 itu meningkat cukup signifikan 34,60% dari Februari 2011 yang sebanyak 6.184,4 ton.

Sementara itu, nilai ekspor juga naik sebesar 10,75% atau dari US$171,1 juta menjadi US$189,5 juta. Adapun jika dibandingkan dengan Januari 2012, volume ekspor timah meningkat 54,72% dan dari sisi nilai melonjak 83,21%.

Rudi mengatakan stok timah yang tercatat di LME sudah cukup banyak yakni sekitar 10.000 ton, sehingga dinilai terlalu berlebihan.

“Saat ini meskipun stok di LME cukup banyak, tetapi harga masih bisa bertahan karena adanya transaksi di Inatin [Indonesia Tin Market]. Tetapi, kalau volume ekspor terus besar, Inatin tidak bisa menahan lagi, karena tidak semua produsen bergabung ke dalam Inatin,” jelasnya.(api)

Senin, 11 Juni 2012

KNPI: Harga BBM Ditetapkan Pemerintah Pusat

Ester Meryana | Benny N Joewono | Rabu, 6 Juni 2012 | 20:40 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Perwakilan KNPI di Malaysia atau BP KNPI Malaysia Sagir Alva berpendapat bahwa harga bahan bakar minyak  seharusnya ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jangan diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Saya masih pesimistis pemerintah daerah akan menetapkan harga minyak secara bijak tanpa menambah beban yang lebih berat kepada masyarakat. Hal ini karena instrumen dan kesiapan yang dimiliki pemerintah daerah di Indonesia adalah tidak sama," kata Sagir dalam rilis kepada Kompas.com, Rabu (6/6/2012).
Ia menjelaskan, keluarnya Undang-Undang Pajak Daerah Restribusi Daerah (PDRD) memungkinkan pemerintah daerah untuk mengutip Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor (PBBKB) sebesar 0 hingga 10 persen.
Dengan pajak yang beragam maka, menurut dia, akan lebih besar dampak negatifnya ketimbang positifnya. Karena adanya pajak yang tidak seragam menyebabkan harga BBM yang berbeda-beda di setiap daerah. Sagir menyebutkan, pihak yang paling dirugikan adalah masyarakat dan dunia usaha.
Pengusaha akan kesulitan dalam menentukan berapa persen nilai harga komponen BBM dalam produknya dan biaya transportasi lintas daerah. "Hal ini tentu menyebabkan beberapa kebutuhan komoditas pangan dan beberapa produk lainnya menjadi bervariasi untuk setiap daerah," sambung dia.
Perbedaan harga BBM ini pun akan menyebabkan penjualan minyak lintas daerah tidak terkontrol. Alhasil, penumpukkan dan kelangkaan BBM bisa terjadi. "Lagi-lagi yang akhirnya dirugikan adalah masyarakat sendiri," tutur Sagir.
Dengan demikian, ia berpendapat agar pemerintah sebaiknya meninjau kembali UU PDRD. Pasalnya dikhawatirkan terjadi perbedaan tarif PBBKB yang tidak seragam di setiap daerah.
"Dalam membuat suatu produk UU, pemerintah perlulah mempelajari dampak positif dan negatifnya, terutama dampak positif untuk masyarakat sebelum produk UU tersebut diimplementasikan ke masyarakat," kata Sagir.
Sekarang ini, Pemerintah Pusat sedang menggodok besaran PBBKB. Pemerintah Pusat akan mengundang para pemimpin daerah untuk menyeragamkan pengenaan pajak.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, saat ini, daerah mengenakan PBBKB secara beragam. Ada yang 5 persen dan ada juga 7,5 persen. Mereka dikhawatirkan akan menaikkan tarif pajak BBM-nya ke level maksimal, yakni 10 persen.
Jika itu diterapkan akan ada dua dampak. Pertama, harga jual BBM di daerah akan meningkat sekitar 10 persen. Kedua, harga BBM tidak naik, tetapi untuk pembayaran pajak BBM itu akan dibebankan kepada pemerintah pusat.
"Kalau itu dinaikkan, harga akan naik. Akan tetapi, kalau harga tetap, tetapi pajak BBM-nya naik, dari mana mereka mengambilnya, ya pasti dari pemerintah pusat. Lalu dari mana lagi pemerintah pusat harus menutupnya," tutur Hatta di Jakarta, Senin (4/6/2012).

Meski Dihemat, Kuota BBM Tetap Akan Jebol


Pemerintah memperkirakan konsumsi BBM tahun ini 45 juta kl, jauh dari anggaran 40 juta kl.


SENIN, 11 JUNI 2012, 13:37 WIB

VIVAnews - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2013 mendatang dapat mencapai 48 juta kiloliter apabila program penghematan belum sesuai dengan yang diharapkan dan tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Asumsinya 2013 volume BBM dan BBN di antara 45-48 juta kl, tapi itu baru asumsi," kata Menteri ESDM, Jero Wacik dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Senin 11 Juni 2012.

Menurut Wacik dalam paparannya dengan Komisi VII DPR, volume BBM bersubsidi tersebut telah memperhatikan tingkat keberhasilan dari program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kelanjutannya. 

Volume BBM bersubsidi pada 2013 dapat dikendalikan menjadi 45 juta kl apabila program penghematan BBM pada 2012 ini tetap diimplementasikan dan adanya penyesuaian harga jual BBM.

Namun jika tidak efektif dan tidak ada penyesuaian harga BBM bersubsidi, maka volume BBM bersubsidi dapat melonjak hingga 48 juta KL. Proyeksi tersebut adalah pertumbuhan dari volume BBM bersubsidi pada 2012 yang diperkirakan menjadi 44 juta KL.

Pemerintah dan DPR sendiri telah menetapkan kuota BBM bersubsidi pada 2012 ini sebanyak 40 juta KL. Namun realisasi hingga Mei 2012 ini sudah mencapai 17,52 juta KL atau 43,8 persen dari kuota. Sedangkan untuk kuota per bulan hingga Mei, sudah over kuota sebanyak 108 persen. (umi)

Perilaku Pasar Aneh, OPEC Cemaskan Harga Minyak

Senin, 11 Juni 2012, 21:30 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY - Negara-negara produsen minyak khawatir atas penurunan harga minyak dan perilaku "aneh" pasar minyak. Kecemasan itu dilontarkan Menteri Perminyakan Kuwait, Hani Hussein, Senin (11/6)

"Beberapa anggota (OPEC) prihatin tentang harga dan apa yang terjadi, di pasar minyak setelah harga minyak mentah turun lebih dari 20 persen selama dua bulan terakhir," Hussein mengatakan kepada wartawan.

"Ada beberapa kekhawatiran tentang arah apa yang sedang diambil harga dan produksi," kata Hussein sebelum meninggalkan negaranya untuk menghadiri pertemuan para menteri OPEC di Wina, Kamis.

Menteri OPEC akan bertemu untuk meninjau produksi minyak kartel. Jumlah produksi telah meningkat mendekati tingkat historis, dengan latar belakang melemahnya ekonomi global, permintaan rapuh, kelebihan pasokan dan bergolaknya ketegangan Iran.

Minyak mentah Brent sempat melonjak menjadi 128 dolar AS pada Maret, mencapai tingkat yang tidak tercapai sejak Juli 2008 karena kekhawatiran pasokan, tetapi sejak itu merosot sekitar seperempat ke terendah 17-bulan terutama disebabkan oleh kelebihan produksi.

Ketika ditanya apakah ada niat untuk mengurangi produksi pada pertemuan, Hussein mengatakan: "Belum ada yang telah ditetapkan seperti itu, belum." Dia mengatakan, masalah ini akan ditinjau oleh komite monitoring OPEC menjelang pertemuan para menteri.

"Ini telah menjadi pasar yang sangat aneh beberapa hari terakhir ... Telah ada penumpukan stok dan melemahnya situasi geopolitik yang membiarkan harga sedikit turun," kata Hussein.

Pada pertemuan terakhir mereka pada Desember, anggota OPEC sepakat untuk mempertahankan produksi aktual pada 30 juta barel per hari, mengutip prospek permintaan yang tidak pasti, dengan tambahan produksi tidak resmi datang dari Arab Saudi, Irak, Kuwait dan Libya.

Harga minyak melonjak pada Senin, dengan Brent rebound secara singkat di atas 102 dolar AS per barel, karena pasar menyambut kesepakatan dana talangan (bailout) perbankan Spanyol dan berkurangnya inflasi China.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara

Perbankan Diminta Bantu Bangun Smelter


Padang Today  Berita Ekonomi  Sabtu, 02/06/2012 - 10:00 WIB  redaksi padang today  363 klik
Perbankan nasional didorong ikut membantu industri pertambangan mempersiapkan pembangunan pemurnian mineral (smelter). Pola seperti ini menurut Menteri Perindustrian M.S. Hidayat telah berlaku di negara-negara yang kuat industri pemurnian bahan mineralnya, bank terlibat dalam persiapan smelter. 

"Pemerintah mendorong perbankan untuk membantu menyiapkan smelter bagi industri tambang karena bisnis ini bersifat padat modal," ujar Hidayat kepada JPNN (grup padang today) di Jakarta, Jumat (1/6). 

Saat ini, pemerintah tengah melakukan pendekatan dengan beberapa bank membahas soal ini. Dirinya berharap perbankan memprioritaskan pembiayaan untuk pembangunan smelter, sehingga tidak hanya mengandalkan investasi asing. 

Dari catatan Kementerian Perindustrian, ada enam industri besi baja yang melakukan investasi baru yang ditargetkan memulai produksi pengolahan biji besi antara 2012-2015. Perusahaan penghasil sponge iron (setengah jadi), yakni PT Meratus Jaya Iron and Steel dengan kapasitas produksi 315 ribu ton per tahun dengan investasi Rp 1,4 triliun dan PT Delta Prima Steel dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun dengan investasi Rp 1,2 triliun. 

Perusahaan penghasil pig iron (setengah jadi) antara lain PT Sebuku Lateritic Iron and Steel dengan produksi 1 juta ton per tahun dan investasi USD 1 miliar, PT Jogja Magasa Iron dengan produksi 1 juta ton per tahun dan investasi USD 1,2 miliar serta PT Indoferro dengan produksi 500 ribu ton per tahun dan investasi USD 110 juta. 

Pembangunan smelter penting sebagai antisipasi kebijakan pemerintah yang akan melarang ekspor barang mentah mineral pada 2014 mendatang. (*)

Kerja Sama Smelter perlu Disetujui Dirjen ESDM

Bangkapos.com - Kamis, 17 Mei 2012 10:34 WIB


Laporan wartawan Bangka Pos, Rusmiadi
BANGKAPOS.COM
, BELITUNG -- Kepala Bidang Pertambangan Umum, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Beltim, Suparta menjelaskan tentang mekanisme dari proses kerjasama dalam bidang pertambangan. Utamanya, terkait pengolahan dan pemurnian hasil penambangan yang diproduksi oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi. Disamping, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) operasi produksi. 


Hal tersebut dikatakan dapat dilakukan secara langsung atau melalui kerja sama, dengan pemegang IUP operasi produksi khusus untuk pengolahan dan atau pemurnian (smelter).

"Jadi harus ada persetujuan dari dirjen, dalam kerja sama antara pemegang IUP, IUPK operasi dengan pemegang IUP operasi produksi khusus (smelter), untuk keperluan pengolahan dan pemurnian. Bila badan usaha dari pemegang IUP dan IUPK operasi produksi, tidak sama dengan badan usaha pemegang IUP operasi produksi khsusus (smelter)," ungkap Suparta kepadabangkapos.com, Rabu (15/5/2012).

Menurutnya, sebelum melakukan kerja sama untuk pengolahan dan atau pemurnian, antara pemegang IUP dan IUPK operasi produksi, dengan pemegan IUP operasi produksi khusus, terlebih dulu harus mendapatkan persetujuan dari direktur jenderal (dirjen) atas nama menteri energi sumber daya mineral (ESDM).
Berdasar Permen esdm nomor 7 tahun 2012 berkaitan peningakatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral. Termasuk juga dalam hal pengolahan pemurnian mineral non logam, seperti zirkon.

Penulis : rusmiadi
Editor : emil

Harga Timah Terus Melorot

Bangkapos.com - Jumat, 1 Juni 2012 17:42 WIB



BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Harga timah di pasar bursa dunia terus tertekan. Perdagangan bertahan di 19.700 Dollar AS per Metrik Ton.

Informasi yang dikutip bangkapos.com, dari Bursa London Metal Exchange (LME) harga terus melemah di bulan Mei lalu. Harga yang sempat bertahan di awal bulan sekitar 22.000 Dollar AS per Metrik Ton ditutup pada posisi 19.700 Dollar AS  per Metrik Ton.

Semenrara di Bursa Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) harga timah lebih rendah pada penutupan hari ini. Perdagangan berakhir pada nilai 19.550 Dollar AS per Metrik Ton.

Sedangkan di bursa dalam negeri, INATIN di bursa Indonesian Commodity & Dervatives Exchange (ICDX) mencatat perdagangan pada posisi 20.835 Dollar AS per Metrik Ton.(bangkapos.com/k2)


Penulis : teddymalaka
Editor : emil