WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Jumat, 29 Juni 2012

GANTI LOGO

PT. Isopak Indonesia dengan ini merubah logo dari
menjadi 
tujuan dari perubahan logo ini agar PT. Isopak Indonesia Semakin Maju dan Jaya kedepannya......

Produk Impor Berbahaya Terus Beredar

 Ayu Sulistyowati | Jumat, 29 Juni 2012


DENPASAR, KOMPAS.com- Kementerian Perdagangan mengakui sedikitnya 100 produk impor mengandung zat berbahaya setiap bulan beredar di pasaran seluruh wilayah Tanah Air. Ini merupakan catatan temuan produk impor berbahaya dan tidak memenuhi standar.
Utamanya barang beredar di beberapa kota besar yang ada di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Batam, dan Makassar.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan, Deddy Saleh, di Denpasar, Jumat (29/6/2012).
Menurut dia, barang impor yang bermasalah tersebut berupa peralatan untuk kebutuhan industri, konstruksi, dan pertanian. Sementara produk makan an merupakan tanggung jawab Badan Pengawas Obat dan Makanan, hanya soal pengawasan dilakukan bersama oleh lembaga itu dengan pihaknya.
Ia berjanji akan memperketat lagi produk impor yang masuk dengan memberikan persyaratan lebih banyak lagi, seperti izinnya, dilakukan pemeriksaan, label dan kemasan.
"Sampai sekarang para importir yang nakal dengan memasukkan tanpa sengaja produk membahayakan belum mendapatkan sanksi karena belum ada peraturannya," katanya.
Editor :
Marcus Suprihadi

Curah Hujan Ganggu Penambangan Timah



JAKARTA, KOMPAS.com - Curah hujan yang tinggi selama beberapa pekan terakhir mengganggu proses penambangan timah. Karenanya Bloomberg memproyeksikan ekspor timah Indonesia selama kuartal I bakal turun ke level terendah dalam dua tahun terakhir.
Ekspor timah kemungkinan akan turun 11 persen me njadi 20.000 metrik ton dari 22.568 metrik ton di tahun sebelumnya.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Syahrul R Sempurnajaya, di Jakarta, Senin (27/2/2012) mengatakan Jumlah tersebut merupakan titik terendah sejak 3 bulan pertama di 2010, dimana saat itu jumlah ekspor hanya mencapai 19.975 metrik ton.
"Pengurangan timah dari Indonesia, yang menyumbang 40 persen dari perdagangan global, dapat meningkatkan rally harga hingga 26 persen di London dan akan meningkatkan penghas ilan produsen timah termasuk PT Timah, yang merupakan eksportir terbesar di dunia," katanya.

Dia mengatakan kondisi curah hujan di Bangka Belitung, yang merupakan daerah penghasil utama akan banyak menghambat pertambangan.
Hal yang tak terduga berupa penguatan harga timah di Januari dan Februari, akan memberikan stimulasi pasokan pada 1 atau dua bulan mendatang, akan tetapi faktor hujan akan masih menghambat produksi, dan ekspor diprediksi akan jatuh ke level 18.000 metrik ton untuk kuartal ini. Faktor hujan diprediksi hingga bulan depan atau April.

Harga timah pada perdagangan akhir pekan kemarin ditutup melemah seiring dengan pelemahan harga tembaga. Pasar mengalami keraguan pada prospek ekonomi yang membuat pelaku membatasi pembelian dan mengurangi posisi belinya di pasar. Harga timah di LME ditutup turun 0,81 persen menjadi 23.999,00 per ton. 
Editor :
Robert Adhi Ksp


PT Timah Tbk Cari Investor Produksi LTJ

Penulis : Kris R Mada | Jumat, 16 Maret 2012


BATAM, KOMPAS.com- PT Timah Tbk saat ini masih mencari investor untuk memproduksi logam tanah jarang. BUMN tambang itu punya cadangan mineral yang menjadi bahan baku logam tanah jarang.
Kepala Humas PT Timah Tbk Wirtsa Firdaus mengatakan, perseroan memiliki cadangan zirkon dan monasit sebagai mineral ikutan tambang timah. Saat ini, pasir zirkon dan monasit ditumpuk antara lain di Muntok, Bangka Barat. "Sudah bertahun-tahun kami menyimpannya karena tidak boleh diekspor. Kami juga tidak menjualnya dalam status bahan mentah," ujarnya, Jumat (16/3/2012), saat dihubungi dari Batam.
Beberapa investor sudah pernah mendekati PT Timah Tbk untuk mengolah zirkon dan monasit itu. Namun, tawaran mereka ditolak karena hanya menawarkan teknologi pemisahan mineral. "Kami mencari rekanan untuk memproduksi logam tanah jarang (LTJ) dari mineral itu. Karena kami mau menjual produk jadi, bukan bahan mentah dalam bentuk mineral," ujarnya.
Zirkon dan Monasite bersama apatite, allanit, xenotime, dan bastnaesite adalah mineral-mineral yang mengandung logam tanah jarang (LTJ). Sebagian besar tambang LTJ di dunia menggunakan mineral bastnaesite sebagai bahan bakunya.
LTJ meliputi 17 unsur kimia, yakni scandium (Sc), ittrium (Y), lanthanum (La), cerium (Ce), praseodymium (Pr), neodimium (Nd), promethium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), thulium (Tm), itterbium (Yb), dan lutetium (Lu).
Saat ini, dunia sedang diributkan dengan kemungkinkan pengurangan pasokan LTJ. Hal itu menyusul rencana China sebagai eksportir terbesar LTJ untuk mengurangi kuota ekspor.
Editor :
Marcus Suprihadi

Ekspor Timah Februari Naik 34 Persen

 Eny Prihtiyani | Selasa, 20 Maret 2012


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi, Selasa (20/3/2012) melaporkan harga timah di Bursa Komoditas dan Derivatif Indonesia (BKDI) untuk jenis Inatin diperdagangkan pada 24.050 dolar AS per ton.

Bappebti juga melaporkan volume ekspor meningkat 34 persen menjadi 8.234,73 ton pada Februari meningkat dari 6.184,4 ton pada bulan sebelumnya. Produsen timah domestik harus membatasi volume ekspor di kisaran 4.500 ton 5.000 ton per bulan agar menjaga harg a timah tidak terus turun, kata Kepala Bappebti Syahrul R Sempurnajaya.

Indonesia adalah pengekspor batang timah terbesar di dunia, sehingga peningkatan volume pengiriman dari Indonesia akan menentukan harga logam ini di pasar Internasional. Volume ekspor yang meningkat juga menyebabkan peningkatan nilai timah pengiriman sebesar 10,75 persen menjadi 189,5 juta dollar AS dari sebelumnya yang hanya mencapai 171,1 juta dollar AS.

Sementara itu stock timah di LME tercatat mencapai 10.000 ton yang dianggap jumlah yang berlebihan. Pada tahun lalu, harga tim ah berjangka sempat merosot 29 perse di tengah kekhawatiran akan terjadinya kembali resesi global yang akan menekan permintaan.
Produsen Timah di Indonesia, termasukPT.Timah, setuju unt uk secara sukarela melakukan pelarangan ekspor selama Oktober Desember dalam upaya membalikkan harga dan menargetkan kembali ke 25. 000 per ton. 
Editor :
Robert Adhi Ksp

EKSPOR TIMAH: Volume Februari Capai 8.324,73 Ton


Oleh Raydion
Selasa, 13 Maret 2012


JAKARTA: Volume ekspor timah pada bulan lalu mencapai 8.324,73 ton atau jauh lebih banyak dari yang diharapkan sehingga berpotensi kembali melemahkan harga logam itu di pasar internasional.

Wakil Ketua Komite Timah Indonesia Rudi Irawan mengatakan seharusnya produsen timah batangan di dalam negeri membatasi volume ekspor pada kisaran 4.500 ton hingga 5.000 ton per bulan.

“Semuanya melepas untuk ekspor, dan volume pada Februari itu terlalu banyak. Kalau begini terus, harga pasti kembali akan melemah seperti tahun lalu,” katanya siang ini.

Harga timah yang tercatat di London Metal Exchange (LME) adalah US$22.905 per ton untuk 14 Maret 2012. Produsen timah batangan asal Indonesia pada 1 Oktober 2011 pernah melakukan moratorium ekspor ketika harga logam itu berada di level US$21.000 per ton.

Adapun Indonesia adalah negara pengekspor timah batangan terbesar di dunia sehingga volume ekspor akan sangat menentukan harga logam itu di pasar internasional.

Volume ekspor pada Februari 2012 itu meningkat cukup signifikan 34,60% dari Februari 2011 yang sebanyak 6.184,4 ton.

Sementara itu, nilai ekspor juga naik sebesar 10,75% atau dari US$171,1 juta menjadi US$189,5 juta. Adapun jika dibandingkan dengan Januari 2012, volume ekspor timah meningkat 54,72% dan dari sisi nilai melonjak 83,21%.

Rudi mengatakan stok timah yang tercatat di LME sudah cukup banyak yakni sekitar 10.000 ton, sehingga dinilai terlalu berlebihan.

“Saat ini meskipun stok di LME cukup banyak, tetapi harga masih bisa bertahan karena adanya transaksi di Inatin [Indonesia Tin Market]. Tetapi, kalau volume ekspor terus besar, Inatin tidak bisa menahan lagi, karena tidak semua produsen bergabung ke dalam Inatin,” jelasnya.(api)

Senin, 11 Juni 2012

KNPI: Harga BBM Ditetapkan Pemerintah Pusat

Ester Meryana | Benny N Joewono | Rabu, 6 Juni 2012 | 20:40 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Badan Perwakilan KNPI di Malaysia atau BP KNPI Malaysia Sagir Alva berpendapat bahwa harga bahan bakar minyak  seharusnya ditetapkan oleh pemerintah pusat. Jangan diserahkan kepada pemerintah daerah.
"Saya masih pesimistis pemerintah daerah akan menetapkan harga minyak secara bijak tanpa menambah beban yang lebih berat kepada masyarakat. Hal ini karena instrumen dan kesiapan yang dimiliki pemerintah daerah di Indonesia adalah tidak sama," kata Sagir dalam rilis kepada Kompas.com, Rabu (6/6/2012).
Ia menjelaskan, keluarnya Undang-Undang Pajak Daerah Restribusi Daerah (PDRD) memungkinkan pemerintah daerah untuk mengutip Pajak Bahan Bakar Kenderaan Bermotor (PBBKB) sebesar 0 hingga 10 persen.
Dengan pajak yang beragam maka, menurut dia, akan lebih besar dampak negatifnya ketimbang positifnya. Karena adanya pajak yang tidak seragam menyebabkan harga BBM yang berbeda-beda di setiap daerah. Sagir menyebutkan, pihak yang paling dirugikan adalah masyarakat dan dunia usaha.
Pengusaha akan kesulitan dalam menentukan berapa persen nilai harga komponen BBM dalam produknya dan biaya transportasi lintas daerah. "Hal ini tentu menyebabkan beberapa kebutuhan komoditas pangan dan beberapa produk lainnya menjadi bervariasi untuk setiap daerah," sambung dia.
Perbedaan harga BBM ini pun akan menyebabkan penjualan minyak lintas daerah tidak terkontrol. Alhasil, penumpukkan dan kelangkaan BBM bisa terjadi. "Lagi-lagi yang akhirnya dirugikan adalah masyarakat sendiri," tutur Sagir.
Dengan demikian, ia berpendapat agar pemerintah sebaiknya meninjau kembali UU PDRD. Pasalnya dikhawatirkan terjadi perbedaan tarif PBBKB yang tidak seragam di setiap daerah.
"Dalam membuat suatu produk UU, pemerintah perlulah mempelajari dampak positif dan negatifnya, terutama dampak positif untuk masyarakat sebelum produk UU tersebut diimplementasikan ke masyarakat," kata Sagir.
Sekarang ini, Pemerintah Pusat sedang menggodok besaran PBBKB. Pemerintah Pusat akan mengundang para pemimpin daerah untuk menyeragamkan pengenaan pajak.
Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan, saat ini, daerah mengenakan PBBKB secara beragam. Ada yang 5 persen dan ada juga 7,5 persen. Mereka dikhawatirkan akan menaikkan tarif pajak BBM-nya ke level maksimal, yakni 10 persen.
Jika itu diterapkan akan ada dua dampak. Pertama, harga jual BBM di daerah akan meningkat sekitar 10 persen. Kedua, harga BBM tidak naik, tetapi untuk pembayaran pajak BBM itu akan dibebankan kepada pemerintah pusat.
"Kalau itu dinaikkan, harga akan naik. Akan tetapi, kalau harga tetap, tetapi pajak BBM-nya naik, dari mana mereka mengambilnya, ya pasti dari pemerintah pusat. Lalu dari mana lagi pemerintah pusat harus menutupnya," tutur Hatta di Jakarta, Senin (4/6/2012).

Meski Dihemat, Kuota BBM Tetap Akan Jebol


Pemerintah memperkirakan konsumsi BBM tahun ini 45 juta kl, jauh dari anggaran 40 juta kl.


SENIN, 11 JUNI 2012, 13:37 WIB

VIVAnews - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi volume bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 2013 mendatang dapat mencapai 48 juta kiloliter apabila program penghematan belum sesuai dengan yang diharapkan dan tidak ada kenaikan harga BBM bersubsidi.

"Asumsinya 2013 volume BBM dan BBN di antara 45-48 juta kl, tapi itu baru asumsi," kata Menteri ESDM, Jero Wacik dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR, Senin 11 Juni 2012.

Menurut Wacik dalam paparannya dengan Komisi VII DPR, volume BBM bersubsidi tersebut telah memperhatikan tingkat keberhasilan dari program penghematan BBM bersubsidi tahun 2012 dan kelanjutannya. 

Volume BBM bersubsidi pada 2013 dapat dikendalikan menjadi 45 juta kl apabila program penghematan BBM pada 2012 ini tetap diimplementasikan dan adanya penyesuaian harga jual BBM.

Namun jika tidak efektif dan tidak ada penyesuaian harga BBM bersubsidi, maka volume BBM bersubsidi dapat melonjak hingga 48 juta KL. Proyeksi tersebut adalah pertumbuhan dari volume BBM bersubsidi pada 2012 yang diperkirakan menjadi 44 juta KL.

Pemerintah dan DPR sendiri telah menetapkan kuota BBM bersubsidi pada 2012 ini sebanyak 40 juta KL. Namun realisasi hingga Mei 2012 ini sudah mencapai 17,52 juta KL atau 43,8 persen dari kuota. Sedangkan untuk kuota per bulan hingga Mei, sudah over kuota sebanyak 108 persen. (umi)

Perilaku Pasar Aneh, OPEC Cemaskan Harga Minyak

Senin, 11 Juni 2012, 21:30 WIB


REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY - Negara-negara produsen minyak khawatir atas penurunan harga minyak dan perilaku "aneh" pasar minyak. Kecemasan itu dilontarkan Menteri Perminyakan Kuwait, Hani Hussein, Senin (11/6)

"Beberapa anggota (OPEC) prihatin tentang harga dan apa yang terjadi, di pasar minyak setelah harga minyak mentah turun lebih dari 20 persen selama dua bulan terakhir," Hussein mengatakan kepada wartawan.

"Ada beberapa kekhawatiran tentang arah apa yang sedang diambil harga dan produksi," kata Hussein sebelum meninggalkan negaranya untuk menghadiri pertemuan para menteri OPEC di Wina, Kamis.

Menteri OPEC akan bertemu untuk meninjau produksi minyak kartel. Jumlah produksi telah meningkat mendekati tingkat historis, dengan latar belakang melemahnya ekonomi global, permintaan rapuh, kelebihan pasokan dan bergolaknya ketegangan Iran.

Minyak mentah Brent sempat melonjak menjadi 128 dolar AS pada Maret, mencapai tingkat yang tidak tercapai sejak Juli 2008 karena kekhawatiran pasokan, tetapi sejak itu merosot sekitar seperempat ke terendah 17-bulan terutama disebabkan oleh kelebihan produksi.

Ketika ditanya apakah ada niat untuk mengurangi produksi pada pertemuan, Hussein mengatakan: "Belum ada yang telah ditetapkan seperti itu, belum." Dia mengatakan, masalah ini akan ditinjau oleh komite monitoring OPEC menjelang pertemuan para menteri.

"Ini telah menjadi pasar yang sangat aneh beberapa hari terakhir ... Telah ada penumpukan stok dan melemahnya situasi geopolitik yang membiarkan harga sedikit turun," kata Hussein.

Pada pertemuan terakhir mereka pada Desember, anggota OPEC sepakat untuk mempertahankan produksi aktual pada 30 juta barel per hari, mengutip prospek permintaan yang tidak pasti, dengan tambahan produksi tidak resmi datang dari Arab Saudi, Irak, Kuwait dan Libya.

Harga minyak melonjak pada Senin, dengan Brent rebound secara singkat di atas 102 dolar AS per barel, karena pasar menyambut kesepakatan dana talangan (bailout) perbankan Spanyol dan berkurangnya inflasi China.
Redaktur: Ajeng Ritzki Pitakasari
Sumber: Antara

Perbankan Diminta Bantu Bangun Smelter


Padang Today  Berita Ekonomi  Sabtu, 02/06/2012 - 10:00 WIB  redaksi padang today  363 klik
Perbankan nasional didorong ikut membantu industri pertambangan mempersiapkan pembangunan pemurnian mineral (smelter). Pola seperti ini menurut Menteri Perindustrian M.S. Hidayat telah berlaku di negara-negara yang kuat industri pemurnian bahan mineralnya, bank terlibat dalam persiapan smelter. 

"Pemerintah mendorong perbankan untuk membantu menyiapkan smelter bagi industri tambang karena bisnis ini bersifat padat modal," ujar Hidayat kepada JPNN (grup padang today) di Jakarta, Jumat (1/6). 

Saat ini, pemerintah tengah melakukan pendekatan dengan beberapa bank membahas soal ini. Dirinya berharap perbankan memprioritaskan pembiayaan untuk pembangunan smelter, sehingga tidak hanya mengandalkan investasi asing. 

Dari catatan Kementerian Perindustrian, ada enam industri besi baja yang melakukan investasi baru yang ditargetkan memulai produksi pengolahan biji besi antara 2012-2015. Perusahaan penghasil sponge iron (setengah jadi), yakni PT Meratus Jaya Iron and Steel dengan kapasitas produksi 315 ribu ton per tahun dengan investasi Rp 1,4 triliun dan PT Delta Prima Steel dengan kapasitas produksi 100 ribu ton per tahun dengan investasi Rp 1,2 triliun. 

Perusahaan penghasil pig iron (setengah jadi) antara lain PT Sebuku Lateritic Iron and Steel dengan produksi 1 juta ton per tahun dan investasi USD 1 miliar, PT Jogja Magasa Iron dengan produksi 1 juta ton per tahun dan investasi USD 1,2 miliar serta PT Indoferro dengan produksi 500 ribu ton per tahun dan investasi USD 110 juta. 

Pembangunan smelter penting sebagai antisipasi kebijakan pemerintah yang akan melarang ekspor barang mentah mineral pada 2014 mendatang. (*)

Kerja Sama Smelter perlu Disetujui Dirjen ESDM

Bangkapos.com - Kamis, 17 Mei 2012 10:34 WIB


Laporan wartawan Bangka Pos, Rusmiadi
BANGKAPOS.COM
, BELITUNG -- Kepala Bidang Pertambangan Umum, Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Beltim, Suparta menjelaskan tentang mekanisme dari proses kerjasama dalam bidang pertambangan. Utamanya, terkait pengolahan dan pemurnian hasil penambangan yang diproduksi oleh pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi produksi. Disamping, Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) operasi produksi. 


Hal tersebut dikatakan dapat dilakukan secara langsung atau melalui kerja sama, dengan pemegang IUP operasi produksi khusus untuk pengolahan dan atau pemurnian (smelter).

"Jadi harus ada persetujuan dari dirjen, dalam kerja sama antara pemegang IUP, IUPK operasi dengan pemegang IUP operasi produksi khusus (smelter), untuk keperluan pengolahan dan pemurnian. Bila badan usaha dari pemegang IUP dan IUPK operasi produksi, tidak sama dengan badan usaha pemegang IUP operasi produksi khsusus (smelter)," ungkap Suparta kepadabangkapos.com, Rabu (15/5/2012).

Menurutnya, sebelum melakukan kerja sama untuk pengolahan dan atau pemurnian, antara pemegang IUP dan IUPK operasi produksi, dengan pemegan IUP operasi produksi khusus, terlebih dulu harus mendapatkan persetujuan dari direktur jenderal (dirjen) atas nama menteri energi sumber daya mineral (ESDM).
Berdasar Permen esdm nomor 7 tahun 2012 berkaitan peningakatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian mineral. Termasuk juga dalam hal pengolahan pemurnian mineral non logam, seperti zirkon.

Penulis : rusmiadi
Editor : emil

Harga Timah Terus Melorot

Bangkapos.com - Jumat, 1 Juni 2012 17:42 WIB



BANGKAPOS.COM , BANGKA -- Harga timah di pasar bursa dunia terus tertekan. Perdagangan bertahan di 19.700 Dollar AS per Metrik Ton.

Informasi yang dikutip bangkapos.com, dari Bursa London Metal Exchange (LME) harga terus melemah di bulan Mei lalu. Harga yang sempat bertahan di awal bulan sekitar 22.000 Dollar AS per Metrik Ton ditutup pada posisi 19.700 Dollar AS  per Metrik Ton.

Semenrara di Bursa Kuala Lumpur Tin Market (KLTM) harga timah lebih rendah pada penutupan hari ini. Perdagangan berakhir pada nilai 19.550 Dollar AS per Metrik Ton.

Sedangkan di bursa dalam negeri, INATIN di bursa Indonesian Commodity & Dervatives Exchange (ICDX) mencatat perdagangan pada posisi 20.835 Dollar AS per Metrik Ton.(bangkapos.com/k2)


Penulis : teddymalaka
Editor : emil

Johan: Krisis Eropa Picu Harga Timah Turun

Bangkapos.com - Jumat, 1 Juni 2012 17:46 WIB




Laporan Wartawan Bangka Pos, Teddy Malaka
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- 
Pengamat pertimahan Johan Murod menyatakan krisis melanda Eropa disebut menjadi pemicu utama harga timah yang terus tertekan.



Johan mengatakan industri Eropa yang tergoncang membuat harga timah tak terangkat dan cenderung terus turun. Di sisi lain prilaku pialang saham yang mempermainkan harga menjadi tertekan.


"Dua hal, pertama karena industri Eropa yang lesu karena krisis, selain itu permainan paper di bursa London," kata Johan Murod dikonfirmasi bangkapos.com, Jumat (1/6/2012).


Johan mengatakan bila perlu moratorium ekspor kembali dilakukan. "Kalau bisa sepakat menghentikan sementara ekspor," kata Johan.


Langkah moratorium ekspor dilakukan sejumlah perusahaan peleburan timah sempat dilakukan periode Oktober tahun lalu. Kebijakan dianggap cukup jitu dan sempat mengangkat harga hingga 24.000 Dollar AS per Metrik Ton.


Penulis : teddymalaka
Editor : emil