WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Senin, 21 Mei 2012

Ekpor Meningkat, Harga Timah Anjlok Lagi


Laporan Wartawan Bangka Pos, Albana

BANGKA POS.COM, BANGKA--
Harga timah yang melonjak pada Februari 2012 membuat eksportir timah berlomba-lomba mengirim balok timah ke luar negeri. Stok balok timah di luar negeri kembali banjir sehingga harga timah perlahan turun lagi. 

Di pasar London Metal Exchange (LME) harga pada awal Februri lalu menyentuh 25.000 dolar AS lalu pada pertengahan Maret ini harga kembali di bawah 23.000 dolar AS per metrik ton.

Wakil Ketua Komite Timah Indonesia, Rudi Irawan meminta produsen timah batangan di dalam negeri membatasi volume ekspor pada kisaran 4.500 ton hingga 5.000 ton per bulan.

"Semuanya melepas untuk ekspor, dan volume pada Februari itu terlalu banyak. Kalau begini terus, harga pasti kembali akan melemah seperti tahun lalu," kata Rudi dihubungi via telepon, Selasa (13/3/2012).

Harga timah di LME adalah 22.905 dolar AS per ton untuk 14 Maret 2012. Indonesia adalah negara pengekspor timah batangan terbesar di dunia sehingga volume ekspor akan sangat menentukan harga logam itu di pasar internasional
.
Volume ekspor pada Februari 2012 meningkat cukup signifikan 34,60% dari Februari 2011 sebanyak 6.184,4 ton. Sementara itu, nilai ekspor juga naik sebesar 10,75% atau dari 171,1 juta dolar AS menjadi 189,5 juta dolar AS. 

Rudi mengatakan stok timah yang tercatat di LME sudah cukup banyak yakni sekitar 10.000 ton, sehingga dinilai terlalu berlebihan. "Kalau volume ekspor terus besar, Inatin tidak bisa menahan lagi, karena tidak semua produsen bergabung ke dalam Inatin," jelasnya. 

Harga timah tertinggi selama enam bulan ini yaitu 25.880 dolar AS per metrik ton pada 8 Februari. Setelah itu harga terus turun dan pekan ini di LME harga pada 22.900 dolar AS. Sedangkan harga di Bursa Komoditas Indonesia, Inatin masih bertahan di 24.040 dolar AS.

Negara tujun eksporr timah terbesar pada Februari adalah Singapura sebanyak 5,445.06 ton, Malaysia dengan 1,178.38 ton, Cina sekitar 564,54 ton, disusul Jepang sebanyak 272 ton, Belanda 253,68 ton, Korea Selatan 231,88 ton, dan Taiwan sebanyak 145,14 ton.

Penulis : albana
Editor : albana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar