WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Senin, 30 Juli 2012

Cara Pandang Tentang "Energi Alternatif" Perlu Diubah


JAKARTA - Untuk mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan, cara pandang mengenai 'energi alternatif' selama ini perlu diubah.
"Bila selama ini 'energi alternatif' diasosiasikan dengan energi baru terbarukan, maka sudah saatnya energi baru terbarukan diposisikan sebagai energi utama, dan BBM yang kita sebut sebagai energi alternatif," ujar Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Kardaya Warnika di Jakarta (23/7/2012).
Menurut Kardaya, jika kita all out untuk energi baru terbarukan bukan tidak mungkin kita menjadi negara yang kaya dengan sumber energi, terutama panas bumi yang banyak terdapat di negara ini.
"Harga listrik panas bumi pun bisa naik lebih naik lagi," katanya.
Kardaya menjelaskan, saat ini, dengan kebijakan feed in tariff panas bumi, maka harga listrik panas bumi tidak seperti dulu dipukul rata maksimum US$ 9,7 sen/kWh.
"Harga dinaikkan berbasis regional, tiap daerah berbeda," ungkapnya.
Harga listrik panas bumi untuk Sumatera adalah 10-11,5 sen. 10 sen untuk tegangan tinggi, 11,5 sen bila masuk tegangan menengah. Untuk wilayah Jawa, harganya 1 sen lebih tinggi. Sulawesi bagian Selatan 1 sen lebih tinggi dari Jawa dan Sulawesi bagian Utara 1 sen lebih tinggi dari Sulawesi bagian Selatan. Sementara di NTT 15 sen untuk tegangan tinggi, tegangan menengahnya dihargai 16,5 sen. "Untuk Papua, 17 sen kita beli karena di Papua tidak ada pilihan lain. BBM yang diangkut dengan pesawat jauh lebih mahal," pungkas Kardaya. (KO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar