WELCOME TO PT. ISOPAK INDONESIA

Kamis, 26 Juli 2012

Mineral Jarang, Sebuah Energi Alternatif Masa Depan


JAKARTA. Meningkatnya kebutuhan manusia akan sumber daya energi membuat para ilmuan tidak hanya mencari sumber energi yang berasal dari air dan minyak, tetapi juga menyangkut sejumlah elemen mineral jarang (rare earth oxides) yang bernilai tinggi.

Perdebatan kembali terbuka setelah keputusan China untuk melakukan pembatasan ekspor mineral jarang membuat Jepang, Amerika Serikat, serta Uni Eropa mengajukan keberatan terhadap China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO), pada pertengahan Maret lalu. China berada di posisi strategis karena menguasai 95 persen dari total produksi dunia untuk mineral jarang ini.

Komisioner Perdagangan Uni Eropa Karel De Gucht mengatakan, pembatasan ekspor China telah melanggar aturan perdagangan internasional. Kebijakan tersebut mengganggu produsen serta konsumen di Uni Eropa dan seluruh dunia, termasuk produsen perintis teknologi tinggi dan aplikasi bisnis.

Para ilmuwan ahli mulai mencari langkah alternatif untuk menciptakan solusi dari ketergantungan terhadap mineral jarang. Mark Johnson, Direktur Program di Advance Research Projects Agency-Energy (ARPA-E) Amerika Serikat menuturkan, pihaknya tengah terlibat menyusun proposal riset alternatif mineral jarang tersebut.

Ada tujuh belas elemen mineral jarang yang telah berhasil ditemukan. Elemen-elemen ini disebut 'jarang' tapi sebenarnya mereka sangat dapat ditemukan, biasanya tercecer dalam jumlah-jumlah kecil.

Menurut Departemen Energi Amerika Serikat, penyebaran dari teknologi energi bersih dapat diperlambat untuk beberapa tahun ke depan, dengan menyuplai setidaknya lima jenis elemen dari mineral jarang ini.

Logam mineral jangka tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi, tetapi berbentuk senyawa kompleks. Untuk mendapat unsurnya, perlu dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut.

Para peneliti juga sedang fokus memecah elemen ini ke dalam magnet permanen dengan kekuatan yang bisa dimanfaatkan bagi mesin jet sampai bahkan generator listrik. Mineral jarang sendiri bukan magnet, akan tetapi ketika dipadukan dengan komponen-komponen magnetik konvensional semisal besi, mereka menghasilkan magnet yang amat kuat.

Unsur mineral jarang ini cukup banyak tersedia di Indonesia termasuk yang ada di Pulau Bangka dan Pulau Belitung, terdapat terutama sebagai mineral monasit dan senotim dalam tailing penambangan timah. Monasit dan senotim di Indonesia dapat dijumpai di sepanjang pantai kepulauan Bangka, Belitung, Singkep, dan di Rirang Kalimantan Barat. (KO/nationalgeographic)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar